Minggu, 28 Februari 2010

Kutulis catatan ini setelah kubaca sebuah buku dari Harun Yahya "Deep thingking"

Terdapat sejumlah pelajaran penting dalam penomena mimpi bagi orang yang berpikir. Ia berpikir: betapa “sangat nyatanya” mimpi mimpi yang dilihatnya ketika sedang tidur, tidak begitu berbeda dengan ketika kita sedang terjaga.misalnya,ketika jasad sedang terbujur di tempat tidur, dalam mimpinya ia menjalankan perjalanan bisnis, bertemu dengan orang orang baru, makan siang sambil mendengarkan musik, ia menikmati rasa makanannya, menari mengikuti irama musik, merasa gembira dengan peristiswa yang terjadi, bahagia,kecewa, takut, lelah ,bahkan mampu mengemudikan kendaraan yang belum pernah dinaikinya atau bahkan belum tau bagaimana mengendarainya hingga hari ini.

Kendatipun tubuh tertidur dengan tenang di pembaringan dengan dua mata terpejam, ia melihatberagam pemandangan dari tempat dimana ia berada. Ini berarti bukan Mata kita yang melihat itu, bukan telinga yang mendengar , segala sesuatu terjadi pada otak kita. Setiap kejadian itu nyata seakan akan setiap apa yang dilihat benar benar nyata dan asli, kendatipun tak satupun dari yang dilihatnya tersebut memiliki keaslian atau wujud diluar mimpinya.
Saudaraku mari kita syukuri mimpi baik kita sebagai sebuah kenikmatan dari Allah

“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati diwaktu tidurnya; maka Dia tahanlahjiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.
Sesungguhnya pada yang demikian ituterdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir
(QS.Az-Zumar:42)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar