Minggu, 12 Oktober 2014

BELAJAR MENDIDIK ANAK

Segala Puji hanya untuk Allah SWT, Alhamdulillah Kami sekeluarga senantiasa diberikan limpahan Nikmat dan kasih sayang.
postingan kali ini ingin sedikit Share tentang anak kedua Kami. Ia kami kasih Nama MUHAMMAD AZZAM TAOFIQ dengan Harapan kelak Ia akan jadi sosok yang punya Tekad yang sangat kuat, Tekad yang identik dengan pekerja keras dalam segala Hal. AZZAM Adalah kebulatan tekad, teguh pendirian. Dengan kebulatan tekad, semua hal dapat diraih. Terutama dalam segi ibadah dan keimanan. Jika tekad kendor, maka kesempatan bagus seperti apa pun akan sia-sia. Namun sebaliknya jika tekad telah bulat dan teguh pendirian maka kesempatan kecil dapat menghasilkan hal yang besar.Semoga Nama itu akan mewakili Do'a Kami sebagai Orang Tuanya, Do'a yang senantiasa tidak putus Kami Panjatkan Kepada Allah sang Pengabul Do'a, Semoga  Anak Anak Kami Jadi Anak yang Shaleh Cerdas Spiritual, Cerdas Emosional dan Cerdas secara Intelektual.























November 2014 ini usianya genap 3 Tahun, Dalam usia ini Azzam sedang ada dalam masa "penasaran" keingintahuannya tinggi sekali, entah berapa puluh kali dalam satu hari ia selalu bertanya " Apakah ini manya Ayah ?" (= apakah ini namanya ayah?) tentu saja selaku orang tua kami bersukur punya anak yang aktiv bertanya, keuntungannya kami bisa mengajarkan hal-hal baru yang ia belum Pahami, jadi ketika Azzam tanya "apakah ini manya Ayah?" biasanya saya menjawab agak spesifik dan bisa dicerna logika anak-anak "Ini Namanya rusa, dia suka makan Rumput dia juga punya tanduk untuk melawan musuhnya" jadi pantang sekali bagi orang tua bilang tidak tau, orang tua adalah sosok yang serba tau dimata anak anaknya (ensiklopedi kali yee...).

Selepas Main dirumah Azzam Juga biasa kabur dan  paling sering Bertamu dirumah tetangga dan parahnya kalo lagi bertamu biasanya tuan rumahnya dibikin repot, dari urusan nonton TV kartun kesukaanya yang ga mau ganti chanel sampe urusan minta minum dan minta makan....hehehe namanya juga anak-anak sudah biasa kalo orangtuanya dibikin Malu. yach...Alhamdulillah tetangga dan lingkungan sekitar juga mungkin karena baik dan terlalu memanjakan Azzam sehingga Azzam ngerasa ada ditengah-tengah keluarganya.




Aktivitas lainnya biasa juga main diluar bersama anak-anak lain beberapa temannya sudah pada gede, Alhamdulillah kami juga tidak terlalu khawatir kalo lagi main diluar karena kebetulan kami tinggal di komplek perumahan sekolah, jadi agak jauh akses ke jalan raya paling main di lapangan lingkungan sekolah. Biasanya selepas Main Dari Luar Azzam Selalu punya Oleh-oleh bahasa gaul, tadi sore pas nyampe rumah Azzam bilang "Ayah... Kujama Ko dau" (Bhs Toraja= Ayah... Kujitak Kau nanti) pernah juga Bilang "Baga tinde" 
( Bhs Toraja= Bodoh ini ).

yach... itulah anak-anak sosialisasinya diluar harus kita imbangi dengan pendidikannya dirumah, Mendidik anak merupakan kewajiban Kita selaku orang tua anak adalah Amanah dan titipan dari yang Kuasa.
Pada Tahapan usia sampai 6 tahun, Rasulullah s.a.w menyuruh kita untuk memanjakan, mengasihi dan menyayangi anak dengan kasih sayang yg tidak berbatas. Berikan mereka kasih sayang tanpa mengira anak sulung maupun bungsu dengan bersikap adil terhadap setiap anak-anak. Tidak boleh dipukul sekiranya mereka melakukan kesalahan walaupun atas dasar untuk mendidik.
Sehingga, anak-anak akan lebih dekat dengan kita dan merasakan kita sebagai bagian dari dirinya saat besar, yang dapat dianggap sebagai teman dan rujukan yang terbaik. Anak-anak merasa aman dalam meniti usia kecil mereka karena mereka tahu anda (ibu bapak) selalu ada disisi mereka setiap masa.


" Beberapa Orang Badui datang Kepada Rasulullah, Mereka Bertanya : Apakah Kalian mencium anak anak Kalian?, Ya..Jawab Rasulullah. 'Tapi kami, Demi Allah Tidak pernah mencium anak-anak kami'. Maka Rasulullah SAW Bersabda. 'Saya tidak memiliki kekuatan sekiranya Allah SWT mencabut perasaan kasih sayang dari hati kalian" ( H.R.Imam Ahmad)


Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

    كُلُّ مَوْ لُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَة فَأبَوَاهُ  يُهَوِّدَانِهِ أَوْ  يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ


“Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan diatas fithrah (bertauhid). Maka, kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR.Bukhori dan Muslim)



Maka, menjaga agar fithrah itu tetap ada merupakan kewajiban orang tua muslim. Inilah amanah terbesar yang harus ditunaikan para orang tua. Mengawal tauhid anak agar selamat, untuk hal ini para orang tua dituntut berusaha membekali anak dengan pendidikan islam yang baik dan benar. Ditengah pertarungan budaya yang teramat tajam, mendidik anak kearah yang dicitakan tentu tak mudah, memohon kepada Allah Ta’ala, berdo’a dengan kesungguhan seraya terus berusaha tentu sebuah langkah bijak.
Menyadari anak sebagai amanah yang kelak akan dimintai pertanggung jawabannya adalah langkah awal menuju pendidikan yang baik dan benar. Tanpa kesadaran ini orang tua akan semaunya dalam mendidik anak. Tentunya, di iringi dengan kejahilannya, anak akan diantarkan pada taraf pendidikan yang sekedar bertujuan pragmatis, Cuma sekedar untuk duniawinya. Adapun akhirat, terlalaikan, tidak tersentuh sama sekali.

Wallahu a’lam.

Itulah Cerita singkat Anak kami yang kedua Insya Allah Di sambung kembali di posting berikutnya.......

1 komentar: